KONDISI JARINGAN KOMPUTER DI INDONESIA
Gambar 1. Topologi jaringan komputer TCP/IP & UUCP di Indonesia (Februari 1995).
Di Indonesia telah berkembangan sebuah jaringan komputer wilayah luas yang sebagian besar menggunakan keluarga protokol Transmission Control Protocol / InterNet Protocol (TCP/IP) dan sebagian kecil UUCP (Unix-to-Unix Copy Program) yang telah beroperasi selama hampir tiga tahun [1][2][3]. Rangkuman dari keadaan jaringan komputer di Indonesia pada bulan Februari 1995 adalah sebagai berikut:
• A total of 83 major nodes are in operation with 67 (81%) of which are located in Bandung; the rest (32%) are spread all over Indonesia including Jakarta.
• Interestingly, most of the nodes (80%) are using the low cost packet radio technology to form a WAN, the rest (20%) mostly in Jakarta are using dial-up UUCP / TCP/IP to reach the InterNet gateway at IPTEK-NET Jakarta.
• In addition to the active nodes, there are currently at least 71 nodes are preparing their equipments and human resources to join the network.
• The estimated total user is 6049 users with 37.0% are at universities, 7.5% in research institutions, 1.7% NGO, 34.7% in government institutes, and 19.1% commercial/industries.
• Approximately 68.3% of total users accessible in Jakarta; 30.1% users reside in Bandung (24.4% are users of ITB).
• Major applications are 4 major electronic mailing lists, 14 major newsgroups & Gopher servers.
• Estimated growth rate is 700% per year.
Gambar 2. Kondisi jaringan komputer di ITB (February 1995)
Di samping jaringan yang sifatnya nasional, ada beberapa saluran internasional yang beroperasi, antara lain, saluran UUCP melalui PUSILKOM-UI; saluran SKDP (300bps) ke Aachen University dan leased line 64Kbps ke SprintNet, USA, melalui BPPT (IPTEK-NET); saluran melalui satelit geostasioner ETS-V yang langsung menghubungkan Lab. Radar EL-ITB ke CRL/NASDA di Jepang; saluran melalui VITASAT (satelit berorbit rendah & polar) melalui stasiun bumi milik Pusat Penelitian Teknologi Transportasi (Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana) yang terletak di Sukabumi / Bogor [1][2]. Untuk jelasnya mengenai topologi jaringan tulang punggung data jarak jauh dari jaringan Paguyuban dapat di lihat pada gambar (1).
Media komunikasi jarak jauh yang digunakan adalah media komunikasi radio karena media ini memungkinkan untuk membangun jaringan dalam wilayah luas dengan biaya operasional sekecil mungkin. Sebagian besar peralatan maupun perangkat lunaknya sudah mulai dapat diproduksi sendiri di Indonesia. Bahkan perangkat lunaknya dapat diperoleh secara cuma-cuma (gratis) dari para aktifis jaringan komputer Paguyuban. Pada operasi sebenarnya, jaringan tulang punggung ini dihubungkan pada berbagai Local Area Network (LAN) yang beroperasi di berbagai instansi di dikaitkan. Sehingga total pemakai jaringan itu sendiri sangat besar.
Pada saat makalah ini ditulis (April 1995), dalam lingkungan ITB sendiri sudah cukup banyak unit yang terkait, antara lain, beberapa lab. di lingkungan EL-ITB, PAU-ME-ITB, beberapa jurusan di ITB, seperti, IF, TI, MS, TK, TF, AR, FI, KI, BI, TA, GL, GD, PL, AS dll; beberapa lembaga di ITB, seperti, Rektorat, LP, PPLH, SALMAN, PEDC, Polyteknik; beberapa unit kegiatan mahasiswa, seperti, HME, ARC-ITB, Loedroek. Gambaran umum jaringan komputer di ITB yang saat ini menggunakan campuran teknologi packet radio maupun menggunakan kabel ethernet seperti tampak pada Gambar (2).
Kegiatan pengembangan yang dilakukan di ITB sifatnya sangat informal dan dimotori secara langsung oleh staf-staf di PAU Mikroelektronika dan Jurusan Teknik Elektro ITB. Saat ini ITB telah menginstalasi sebuah server database yang berisi hasil penelitian yang dapat diakses secara cuma-cuma server tersebut saat ini berlokasi di Jurusan Teknik Elektro ITB. Kemungkinan besar akan ditambah server-server lainnya yang sifatnya distributed.
ARSITEKTUR JARINGAN KOMPUTER
Gambar 3. Arsitektur Jaringan Komputer TCP/IP
Sebelum beranjak lebih lanjut ke teknologi jaringan komputer yang dikembangkan di Indonesia, ada baiknya kita membahas secara konseptual dari arsitektur jaringan komputer yang dikembangkan. Pada gambar (3) diperlihatkan arsitektur jaringan komputer yang sering di asosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP. Umumnya arsitektur yang kita kenal dikuliah berbasis OSI/ISO, untuk melihat perbedaan yang ada akan dicoba untuk membahas secara lebih rinci fungsi berbagai unsur arsitektur jaringan komputer TCP/IP yang lebih operasional daripada arsitektur ISO/OSI.
Arsitektur jaringan komputer yang sering diassosiasikan dengan jaringan komputer TCP/IP terdiri atas lima lapisan protokol. Lapisan-lapisan ini adalah lapisan fisik, lapisan link, lapisan network, lapisan transport dan terakhir lapisan aplikasi. Arsitektur ini agak berbeda dengan konsep tujuh lapisan protokol yang sering kita kenal secara teoritis dalam konsep OSI/ISO [4][5].
Dari kelima lapisan ini hanya physical layer yang merupakan perangkat keras selebihnya merupakan perangkat lunak. Physical layer merupakan media penghubung untuk mengirimkan informasi digital dari satu komputer ke komputer lainnya yang secara fisik dapat kita lihat. Berbagai bentuk perangkat keras telah dikembangkan untuk keperluan ini. Satu diantaranya yang cukup banyak digunakan untuk keperluan jaringan komputer lokal (LAN) adalah ARCnet yang dikembangkan oleh Novell. Untuk keperluan Wide Area Network (WAN) dapat kita gunakan media radio atau telepon. Dalam makalah ini fokus akan diberikan terhadap teknologi paket radio sebagai media komunikasi jarak jauh dalam WAN TCP/IP. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian selanjutnya.
Untuk mengatur hubungan antara dua buah komputer melalui physical layer yang ada digunakan protokol link layer. Pada jaringan paket radio digunakan link layer AX.25 (Amatir X.25) [6][7][8][9] yang merupakan turunan CCITT X.25 [10] yang juga digunakan pada Sistem Komunikasi Data Paket (SKDP) oleh PT. INDOSAT dan Perumtel. IEEE telah mengembangkan beberapa standart protokol untuk LAN [11]. Berdasarkan rekomendasi IEEE pada LAN yang menggunakan ARCnet (IEEE 802.3) atau Ethernet (IEEE 802.3) digunakan link layer (IEEE 802.2). Pada LAN Token Ring digunakan physical layer (IEEE 802.5). Bentuk lain dari LAN yang kurang dikenal adalah Token Bus (IEEE 802.4). Untuk LAN berkecepatan tinggi juga telah dikembangkan sebuah standart yang diturunkan dari IEEE 802.3 yang kemudian dikenal sebagai Fiber Data Distributed Interface (FDDI).
Pada teknologi packet radio yang kami gunakan untuk membangun jaringan komputer Paguyuban, protokol link AX.25 digunakan. Format protokol AX.25 tampak pada gambar (4) [6]. Maksimum informasi (data) yang dapat dikirim dalam satu frame dibatasi 255 byte. Pada saat ini, telah dilakukan beberapa perubahan, khususnya untuk pengiriman data kecepatan tinggi dan aplikasi TCP/IP dimungkinkan untuk mengirimkan lebih dari 255 byte data dalam satu frame. Frame AX.25 dibuka dan ditutup oleh flag byte yang berisi 01111110. Address field berisi alamat tujuan, alamat pengirim paket dan stasiun-stasiun yang berfungsi sebagai relay. Dengan menggunakan stasiun lain sebagai relay, kita dapat meminta pertolongan dari stasiun lain untuk mengirimkan data ke tempat tujuan. Hal ini dikenal sebagai konsep digipeater (digital repeater). Pada control field berisi indentifikasi bentuk frame AX.25 yang dikirim. Apakah frame ini untuk melakukan koneksi (membuka hubungan komunikasi), koreksi (jika ada frame AX.25 yang rusak dalam pengiriman), untuk broadcast dan sebagainya. Packet ID (PID) digunakan untuk memberitahukan jenis data yang dikirim apakah data ini berbentuk teks, binary atau protokol pada lapisan network. Frame Check Sequence (FCS) digunakan oleh bagian penerima pada proses pendeteksian kesalahan.
Lapisan protokol network, merupakan tata cara komunikasi connectionless yang memungkinkan berbagai LAN yang menggunakan media komunikasi yang berbeda untuk berhubungan satu dengan yang lain. Dalam kategori protokol network dikenal beberapa keluarga protokol seperti IP (InterNet Protocol) [12], ICMP (InterNet Control Message Protocol) [13], ARP (Address Resolution Protocol) [14] dan RARP (Reverse Address Resolution Protocol). Gambaran lengkap keluarga protokol yang membangun jaringan komputer TCP/IP dapat dilihat di gambar (5). Pada kesempatan ini, kami hanya akan menerangkan secara lebih seksama protokol IP dan TCP yang merupakan protokol utama dalam jaringan komputer TCP/IP. Adapun rangkuman spesifikasi mesin-mesin yang terkait ke InterNet terangkum dalam [15][16].
Fungsi dari InterNet Protokol adalah untuk menyampaikan datagram dari satu komputer ke komputer lain tanpa tergantung pada media kompunikasi yang digunakan. Data dan header lapisan transport dipotong menjadi datagram-datagram yang dapat dibawa oleh IP. Tiap datagram dilepas dalam jaringan komputer dan akan mencari sendiri secara otomatis rute yang harus ditempuh ke komputer tujuan. Hal ini dikenal sebagai transmisi connectionless. Dengan kata lain, komputer pengirim datagram sama sekali tidak mengetahui apakah datagram akan sampai atau tidak.
Untuk mengetahui dimana komputer tujuan, setiap komputer dalam jaringan harus diberikan IP address. IP address harus unik untuk setiap komputer, tetapi setiap komputer mungkin mempunyai beberapa IP address. IP address terdiri atas 8 byte data yang mempunyai nilai dari 0-255 yang sering ditulis dalam bentuk [xx.xx.xx.xx] (xx mempunyai nilai dari 0-255).
Pada header InterNet Protokol selain IP address dari komputer tujuan dan komputer pengirim datagram juga terdapat beberapa informasi lainnya. Informasi ini mencakup jenis dari protokol lapisan transport yang ditumpangkan diatas IP. Time To Live (TTL) berapa lama IP dapat hidup didalam jaringan. Hal ini penting artinya terutama karena IP dilepas di jaringan komputer. Jika karena satu dan lain hal IP tidak berhasil menemukan alamat tujuan maka dengan adanya TTL IP akan mati dengan sendirinya. Disamping itu juga tiap IP yang dikirimkan diberikan identifikasi sehingga bersama-sama dengan IP address komputer pengirim data dan komputer tujuan tiap IP dalam jaringan adalah unik. Lembaga yang mengatur IP address adalah Network Information Center (NIC):
InterNIC Registration Services
Network Solution Incorporated
505 Huntmar Park Drive
Herndon, Virginia 22070
Tel: [800] 444-4345, [703] 742-4777
FAX: [703] 742-4811
E-mail: hostmaster@internic.net
Lapisan protokol transport menjamin reliabilitas komunikasi antara dua buah komputer yang terkait dalam jaringan yang luas. Pada lapisan protokol transport dikenal beberapa keluarga protokol seperti TCP (Transmission Control Protocol) [17] dan UDP (User Datagram Protocol) [18]. Fungsi utama TCP adalah untuk mengirimkan data dari satu komputer ke komputer lain dengan keandalan tinggi. Dalam hal ini TCP juga yang mendeteksi dan mengoreksi jika ada kesalahan data. Di samping itu, TCP mengatur seluruh proses koneksi antara satu komputer dengan komputer yang lain dalam sebuah jaringan komputer.
Berbeda dengan IP yang mengandalkan mekanisme connectionless pada TCP mekanisme hubungan adalah connection oriented. Dalam hal ini, hubungan secara logik akan dibangun oleh TCP antara satu komputer dengan komputer yang lain. Dalam waktu yang ditentukan komputer yang sedang berhubungan harus mengirimkan data atau acknowledge agar hubungan tetap berlangsung. Jika hal ini tidak sanggup dilakukan maka dapat diasumsikan bahwa komputer yang sedang berhubungan dengan kita mengalami gangguan dan hubungan secara logik dapat diputus.
TCP mengatur multiplexing dari data yang dikirim/diterima oleh sebuah komputer. Adanya identifikasi pada TCP header memungkinkan multiplexing dilakukan. Hal ini memungkinkan sebuah komputer melakukan beberapa hubungan TCP secara logik. Bentuk hubungan adalah full duplex, hal ini memungkinkan dua buah komputer saling berbicara dalam waktu bersamaan tanpa harus bergantian menggunakan kanal komunikasi. Untuk mengatasi saturasi (congestion) pada kanal komunikasi, pada header TCP dilengkapi informasi tentang flow control.
Hal yang cukup penting untuk dipahami pada TCP adalah nomor port. Nomor port menentukan servis apa yang dilakukan oleh lapisan diatas TCP. Nomor-nomor ini telah ditentukan oleh Network Information Center dalam Request For Comment (RFC) 1010 [19]. Contoh untuk aplikasi File Transfer Protokol (FTP) lapisan protokol transport TCP digunakan nomor port 20 dan masih banyak lagi.
Gambar 6. TCP State Machine
Prinsip kerja dari TCP berdasarkan prinsip client-server seperti tampak pada Gambar (6). Server adalah program pada komputer yang secara pasif akan mendengarkan (listen) nomor port yang telah ditentukan pada TCP. Sedang client adalah program yang secara aktif akan membuka hubungan TCP ke komputer server untuk meminta servis yang dibutuhkan. Secara sederhana, state diagram kerja TCP dapat diterangkan sebagai berikut. Client akan secara aktif membuka hubungan (active open) dengan mengirimkan sinyal SYN (state SYN SENT) ke komputer server tujuan. Jika server menerima sinyal SYN maka server yang saat itu berada pada state LISTEN akan mengirimkan sinyal ACK SYN dan ke dua komputer (client & server) akan ke state ESTAB. Jika servis yang dilakukan telah selesai maka client akan mengirimkan sinyal FIN dan komputer client akan berada pada state FIN WAIT sampai sinyal FIN dari server diterima. Pada saat menerima sinyal FIN, server akan ke state CLOSE WAIT hingga hubungan diputus. Akhirnya kedua komputer akan kembali pada state CLOSE.
Banyak aplikasi yang mungkin dilakukan menggunakan keluarga protokol TCP/IP. Program aplikasi yang ada umumnya dijalankan diatas lapisan protokol transport TCP. Aplikasi yang umum dilakukan adalah pengiriman berita secara elektronik yang dikenal sebagai elektronik mail (e-mail). Untuk ini dikembangkan sebuah protokol Simple Mail Transfer Protocol (SMTP) [20]. Aplikasi lainnya adalah remote login ke komputer yang berjauhan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan fasilitas Telnet [21]. Untuk melakukan file transfer digunakan File Transfer Protocol (FTP) [22] yang juga dijalankan diatas TCP. Ada pula fasilitas finger untuk melihat pemakai komputer di mesin yang berjauhan [23]. Dengan semakin rumitnya jaringan maka manajemen jaringan menjadi penting artinya. Saat ini juga dikembangkan protokol yang khusus digunakan untuk mengatur jaringan dengan nama Simple Network Management Protocol (SNMP) [24]. Masih banyak lagi aplikasi yang dijalankan di atas TCP. Masing-masing aplikasi mempunyai nomor port yang unik.
Satu hal yang cukup menarik dengan digunakannya protokol TCP/IP adalah kemungkinan untuk menyambungkan beberapa jaringan komputer yang menggunakan media komunikasi berbeda. Dengan kata lain, komputer yang terhubung pada jaringan yang menggunakan ARCnet, Ethernet, Token Ring, SKDP, amatir paket radio dll. dapat berbicara satu dengan lainnya tanpa saling mengetahui bahwa media komunikasi yang digunakan secara fisik berbeda. Hal ini memungkinkan dengan mudah membentuk Wide Area Network (WAN) di Indonesia. Sebagai contoh, kami memperlihatkan pada Gambar (7) tingkat kompleksitas jaringan di PAU Mikroelektronika ITB yang mengintegrasikan LAN Novell dan UNIX dengan WAN packet radio, keseluruhan sistem transparan bagi pemakai jaringan.
Perangkat lunak yang digunakan untuk jaringan komputer TCP/IP juga beragam sekali mulai dari yang sifatnya komersial, seperti, SCO Unix, AIX, HP-UX, BSD386, window NT dll sampai perangkat lunak yang tersedia secara public domain (cuma-cuma) bahkan sebagian tersedia dengan source code-nya, seperti, Network Operating System (NOS) yang saat ini merupakan salah satu perangkat lunak utama yang digunakan di jaringan komputer Paguyuban, 386BSD (untuk BSD 4.3 di komputer mikro), Linux yang merupakan variasi Unix di PC.
Berakar pada keterangan sekilas dari arsitektur jaringan komputer ini, kami akan mencoba membahas alternatif teknologi jaringan komputer dan persiapan yang perlu dilakukan untuk membangun jaringan komputer. Penekanan akan dilakukan pada teknologi yang tersedia di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma.
ALTERNATIF TEKNOLOGI JARINGAN KOMPUTER YANG DIKEMBANGKAN DI INDONESIA
Selanjutnya kami mencoba untuk menjelaskan teknologi perangkat keras yang sudah mampu dibuat sendiri di Indonesia. Beberapa teknologi bahkan tersedia secara cuma-cuma. Kami menggunakan perangkat lunak Network Operating System (NOS) sebagai perangkat lunak utama yang digunakan untuk mengoperasikan komputer mikro sebagai switch TCP/IP.
Secara umum teknologi perangkat keras paket radio, khususnya yang tersedia di Indonesia dapat kita bagi dalam beberapa alternatif, yaitu:
• modem sederhana 1200bps.
• Terminal Node Controller (TNC) [25].
• modem FSK dan GMSK 9600bps.
• Card HDLC di PC dan modem 64Kbps untuk sistem-sistem berkecepatan tinggi [26][27][28].
Mungkin perlu dicatat bahwa pembuatan perangkat packet radio berkecepatan 64Kbps merupakan bagian dari Riset Unggulan Terpadu (RUT) yang sedang dilakukan dalam kerjasama ITB (KBK Jaringan Komputer PAU Mikroelektronika ITB) dan UGM (PUSKOM). Kami mentargetkan untuk mengimplementasikan teknologi packet radio kecepatan 64Kbps ini antara Jakarta - Jawa Barat - Jawa Tengah menggunakan dana RUT yang mudah-mudahan dapat terealisasi pada tahun 1996 mendatang. Hal ini diharapkan dapat menjadi terobosan di Indonesia khususnya dalam dunia jaringan komputer.
Modem Sederhana 1200bps
Gambar 8.
Stasiun paket radio sederhana yang dapat dibuat dengan biaya beberapa ratus ribu rupiah saja.
Dalam gambar (8). diperlihatkan diagram blok sebuah stasiun paket radio sederhana menggunakan modem yang sangat sederhana. Modem tersebut menggunakan one-chip modem TCM3105. Rangkaian selebihnya hanyalah berupa level translator antara TTL dengan RS232 (+12V - -12V), dalam hal ini kami menggunakan solusi CMOS inverter yag dapat diperoleh dengan biaya sekitar Rp. 1.500,- sehingga dapat menekan biaya secara keseluruhan dibandingkan menggunakan solusi yang lebih praktis menggunakan TTL-RS232 interface. Kristal yang digunakan adalah 4.4336MHz yang digunakan pada sinyal burts PAL sehingga sangat mudah diperoleh di Indonesia. Biaya keseluruhan modem sederhana ini sekitar Rp. 50.000-80.000,-. Rangkaian lengkap dari modem 1200bps sederhana ini dapat dilihat pada gambar (9). Modem ini telah diproduksi secara masal di Indonesia dan dapat diperoleh seharga sekitar Rp. 150.000,-. Yang perlu kita tambahkan pada komputer mikro yang kita gunakan hanyalah perangkat lunak packet driver AX25.COM yang merupakan program resident di komputer mikro yang bertugas untuk membentuk frame-frame AX.25. Di atas packet driver ini kita dapat menjalan perangkat lunak NOS TCP/IP yang menjadikan komputer mikro tsb sebagai sebuah switch dalam jaringan komputer TCP/IP. Tentunya kerja komputer mikro menjadi terbebani karena harus secara terus menerus memberikan servis untuk membentuk sinyal High Level Data Link Controller (HDLC). Alternatif ini dapat berjalan cukup baik menggunakan komputer mikro kelas 286 ke atas.
Gambar 9. Rangkaian modem sederhana 1200bps menggunakan one-chip modem TCM3105.
Node Packet Radio Menggunakan Terminal Node Controller (TNC)
Gambar 10. Set up stasiun paket radio yang umum digunakan, terdiri dari komputer, Terminal Node Controller dan radio.
Dalam gambar (10). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio yang umumnya digunakan saat ini di Jaringan komputer Paguyuban. Peralatan inti yang digunakan adalah sebuah Terminal Node Controller (TNC) yang berisikan sistem minimum mikroprosesor umumnya menggunakan Z80 dan dilengkapi oleh modem 1200bps. Sistem minimum Z80 ini menjalankan fungsi High Level Data Link Controller (HDLC) sehingga sebagian besar kerja protokol lapisan link dapat dilaksanakan oleh sistem minimum Z80 sehingga mengurangi beban komputer mikro yang harus menjalankan fungsi sebagai switch TCP/IP. Peralatan Terminal Node Controller ini cukup banyak dijual dipasaran Indonesia dengan harga yang berkisar antara Rp. 500.000,- s/d Rp. 800.000,- per buah. Tentunya biaya yang dikeluarkan jika TNC tsb dibuat sendiri di Indonesia lebih rendah. Umumnya perangkat lunak Network Operating System (NOS) yang standard dibuat untuk menggunakan TNC sebagai interface ke WAN radio. Untuk keperluan ini telah dikembangkan protokol interface antara perangkat lunak NOS dengan perangkat TNC. Protokol ini dikenal sebagai Keep It Simple Stupid (KISS) [29].
Modem FSK dan GMSK 9600bps
Memperhatikan kejenuhan jaringan packet radio yang saat ini berkembang terutama di Bandung, kami saat ini sedang aktif mengembangkan modem kecepatan tinggi berkecepatan 9600bps untuk solusi perantara sebelum modem berkecepatan 56Kbps ke atas dapat dibuat di Indonesia.
Modem FSK 9600bps yang dikembangkan, menggunakan EPROM untuk membangkitkan sinyal FSK yang dibutuhkan. Sampling sinyal berkecepatan 16 kali clock sinyal data yang dikirimkan. Recovery data / clock menggunakan EPROM untuk melakukan tracking kecepatan. Modem FSK 9600bps menerima informasi 16 kali clock dari TNC. Sedang hasil recovery clock dikembalikan ke TNC untuk mensinkronkan kerja TNC dengan modem 9600bps. Jelas disini bahwa modem 9600bps ini cukup ditambahkan pada TNC untuk membuat TNC yang tadinya bekerja 1200bps menjadi kecepatan 9600bps.
Modem Gaussian Minimum Shift Keying (GMSK) yang dikembangkan bertumpu pada standard Eropa. Modem ini bertumpu pada one-chip-modem MX589 yang sebetulnya mampu untuk bekerja antara 4000bps s/d 40Kbps. IC MX589 sangat menguntungkan untuk digunakan karena pengguna cukup menambahkan beberapa rangkaian interface sederhana. Berbeda dengan modem FSK 9600bps di atas, modem GMSK 9600bps memberikan informasi clock baik clock sinyal yang dikirim maupun clock sinyal yang diterima ke arah perangkat HDLC. Modem GMSK 9600bps ini memang dirancang untuk operasi kecepatan tinggi menggunakan interface HDLC seperti yang digunakan pada perangkat packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang akan diterangkan berikut ini.
Node Packet Radio Berkecepatan Tinggi 56Kbps
Gambar 11. Stasiun packet radio berkecepatan tinggi 56Kbps dengan peralatan High Level Data Link Controller Chip (HDLC) card di komputer mikro.
Dalam gambar (11). diperlihatkan diagram blok dari stasiun paket radio berkecepatan tinggi 56Kbps yang saat ini sedang dalam proses pengembangan oleh tim ITB dan UGM. Secara umum perangkat lunak 56Kbps terdiri dari card High Level Data Link Controller (HDLC), modem 56Kbps yang bekerja pada 28MHz dan transverter dari 28MHz ke VHF atau UHF. Card HDLC yang kami rancang menggunakan Zilog Z8530 yang relatif murah tetapi handal. Di samping itu, di rencanakan agar Zilog Z8530 tsb. dapat melakukan transfer data langsung ke memory melalui fasilitas Direct Memory Access (DMA) sehingga mampu untuk digunakan sampai dengan kecepatan 250Kbps. Evaluasi dari prototipe card HDLC yang telah kami buat sendiri di ITB ternyata mampu untuk meningkatkan throughput pengiriman data pada kecepatan 250Kbps sekitar 40 kali sistem konvensional 1200bps dengan kenaikan biaya sebesar hanya 2 kali lipat. Hal ini akan sangat menguntungkan dari segi investasi peralatan karena akan sangat menekan biaya dengan performance yang sangat baik.
Gambar 12. Blok diagram rangkaian modulator MSK berkecepatan 56Kbps.
Pada gambar (12) ditampilkan blok diagram rangkaian modulator Minimum Shift Keying (MSK) untuk bekerja pada kecepatan 56Kbps. Shift dari frekuensi secara presisi diatur 1/4 dari baud rate, sedang pergeseran fasa dari frekuensi sinyal pembawa sebesar 90 derajat setiap baud interval. Amplituda dijaga konstant bahkan lebih konstan daripada jika kita menggunakan PSK. Modulator dibangun menggunakan dua buah double balanced modulator MC1496. Salah satu modulator dikenal sebagai modulator "I" (in phase) sedang yang lain adalah modulator "Q" (quadratur). Frekuensi pembawa dibangkitkan oleh rangkaian oscillator yang beroperasi pada 27-30MHz. Pembawa yang dimasukan ke modulator "Q" berbeda 90 derajat daripada pembawa yang dimasukan ke modulator "I". Waveform sinyal dibangkitkan oleh EPROM yang berisi digital state machine yang dimasukan ke dua buah digital-to-analog converter (DAC-08). Kemudian dimasukan ke low pass filter untuk menghilangkan frekuensi harmonik tinggi sebelum keluaran modulator "I" digabungkan dengan keluaran modulator "Q". Dengan cara ini kita dapat menghasilkan sinyal data yang stabil tanpa perlu khawatir kecepatan data yang dikirim. Sebetulnya pendekatan ini dapat digunakan untuk semua macam teknik modulasi karena sinyal waveform yang harus dikirim dapat diprogram kedalam waveform.
Pada implementasi yang akan kami lakukan, kami merencanakan untuk menggunakan sebuah tracking data detector untuk mendemodulasi data yang dikirim menggunakan MSK. Tentunya ada alternatif implementasi lainnya yang mungkin kita gunakan untuk mendemodulasi data yang yang dikirim tsb, seperti costas loop. Kerugian utama digunakannya solusi costas loop adalah karena kompleksitas rangkaian dan lambatnya locking time yang dibutuhkan. Akan tetapi costas loop mempunyai keuntungan terutama untuk melawan S/N yang rendah. Hal ini lebih baik dibandingkan menggunakan quadratur detector yang akan diterangkan dibawah ini.
Gambar 13. Blok diagram rangkaian demodulator MSK 56Kbps.
Pada implementasi demodulator 56Kbps, kami menggunakan detector quadratur menggunakan MC3359 yang dibantu oleh tracking data detector. Tracking data detector pada dasarnya sebuah analog komparator yang mempunyai tegangan ambang diantara nilai "0" dan "1". Untuk menjamin jumlah "0" dan "1" dalam data yang dikirim seimbang, digunakan rangkaian scrambler yang dapat dibangun menggunaan shift register dan dua buah XOR gate. Seluruh rangkaian demodulator di atur clock-nya menggunakan rangkaian Phase Lock Loop (PLL) dengan mengambil input data yang masuk untuk mengunci frekuensi yang dihasilkan oleh Voltage Control Oscillator (VCO) dalam PLL. Untuk jelasnya, dapat kita lihat blok diagram rangkaian demodulator pada gambar (12).
Berbeda dengan perangkat node packet radio berkecepatan rendah yang dapat dibangun menggunakan peralatan radio yang ada di pasaran, untuk perangkat radio berkecepatan tinggi kita harus membuat sendiri menggunakan rangkaian transverter yang mempunyai bandwidth lebar. Rangkaian transverter relatif sangat sederhana dibandingkan rangkaian lainnya apalagi dengan tersedianya Monolithics Microwave Integrated Circuit (MMIC) dipasaran bebas dengan harga yang sangat murah. Fungsi transverter adalah untuk mentranslasikan frekuensi operasi modem 56Kbps dari 28MHz ke frekuensi operasi sebenarnya di VHF atau UHF. Isi transverter hanya berupa:
• Rangkaian oscillator.
• Dua buah mixer (balanced modulator)
• Driver dan power amplifier (PA).
• Low Noise Amplifier (LNA).
Dalam implementasi transverter ini kami merencanakan untuk banyak menggunakan MMIC dan Hybrid PA untuk RF yang banyak dipasaran. Mungkin perlu dicatat bahwa kami di PAU Mikroelektronika ITB saat ini tengah aktif melakukan penelitian dengan dana dari RUT untuk membuat sendiri rangkaian terintegrasi (IC) baik MMIC maupun IC hybrid RF power amplifier menggunakan fasilitas yang ada di PAU Mikroelektronika ITB.
APLIKASI JARINGAN KOMPUTER
Pertanyaan yang sering dilontarkan tentang jaringan Paguyuban ini, antara lain adalah - apa keuntungan / kegunaan utama jaringan ini? Untuk menjawab pertanyaan jenis ini ada baiknya kita membahas sedikit tentang berbagai "tool" aplikasi yang tersedia dan banyak digunakan dalam jaringan komputer (termasuk jaringan komputer Paguyuban), antara lain:
Received: from MAILQUEUE by SYSTEM (Mercury 1.12); Mon, 27 Feb 95 10:31:58 +0700
Return‑path: <survo.unescap@un.org>
From: <survo.unescap@un.org>
Received: from mail‑in.un.org(157.150.191.1) by internet.un.org via smap (V1.3)
id sma018449; Sun Feb 26 21:16:38 1995
Date: Mon, 27 Feb 95 09:19:09 EST
Message‑Id: <9501267938.AA793862312@mail‑in.un.org>
To: yc1dav@system.paume.itb.ac.id
Subject: Let's meet in Bangkok
Dear Onno,
Thanks a lot for your response to my inquiry on Indonesian IT
development in the public sector. Thanks also for the status report,
which I read with great interest.
I would indeed like to meet with you while you are in Bangkok on 14‑16
March. Can you come and visit our office on any of those days? ESCAP
is located in the United Nations Building at Rajadamnern Nok Avenue,
Bangkok 10200. We are on 8th floor (Statistics Division) of the main
building. Our office hours are from 7 (yes, seven) to 15.15, but
anything before 4 pm. will be OK for me at least. My direct number is
2881649. There is security downstairs, so you need some kind of ID
with you. I'll be particularly busy during that time as the team of
developers for the ESCAP statistical info system will be in. (I'm
coordinating that development). But I'll definitely make myself
available to discuss with you. I'll also check with my colleagues if
some of them will be available.
Neither your hotel nor your local contact are too far from here so you
don't need to experience too much of the horrendous commuting.
Looking forward to meeting you. Ilpo.
Contoh E-mail yang penulis terima dari kantor United Nation di Bangkok Thailand.
• Surat elektronik (E-mail), yang merupakan alternatif aplikasi untuk mengirimkan surat secara elektronik menggunakan komputer sehingga jauh lebih cepat dan effisien dibandingkan jasa Pos maupun FAX. Di samping itu, keberadaan fasilitas surat elektronik dapat mempercepat proses interaksi antar lembaga karena tidak melalui birokrasi surat yang berbelit-belit.
Sebagai contoh, penulis melampirkan sebuah diskusi antara penulis dengan Bapak Ilvo seorang pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bermarkas di Bangkok. Inti dari sebuah elektronik mail adalah:
m From:
m To:
m Subject:
m isi berita
From: berisi informasi alamat si pengirim surat elektronik tersebut. Perhatikan format yang digunakan umumnya:
user@nama_mesin
nama mesin yang digunakan menggunakan aturan / standard yang telah disepakati bersama di jaringan komputer, sebagai contoh:
itb.ac.id
adalah mesin-mesin di ITB, sebagai lembaga academic (ac) & berkedudukan di Indonesia (id). Sedang United Nation menggunakan nama mesin yang lain yaitu:
un.org
menunjukan bahwa mesin tersebut milik United Nation (un) sebagai lembaga / organisasi (org) yang tidak bernaung di bawah apa-apa.
To: berisikan alamat tujuan dari surat elektronik tersebut. Dalam e-mail di atas di tujukan ke alamat penulis di itb.ac.id.
Subject: berisikan subject / perihal berita yang dikirim. Hal ini untuk memudahkan si penerima berita untuk memilih berita mana yang perlu didahulukan / yang sifatnya mendesak dan berita mana yang tidak mendesak.
isi berita, berbeda dengan surat tertulis biasa - dalam dunia electronic sifat surat sangat santai & lebih bersifat sangat informal. Di samping itu, banyak fasilitas-fasilitas lain yang tidak ada dalam surat biasa seperti kemungkinan untuk mengedit ulang surat yang diterima untuk dimasukan ke balasan surat. Hal-hal ini sangat berguna dalam diskusi elektronik.
• Pengiriman / transfer file, fasilitas pengiriman berkas elektronik. Berkas yang dikirim dapat berupa program-program komputer maupun tulisan dalam format yang digunakan oleh program pemroses kata. Hal ini sangat membantu dalam mempermudah pekerjaan terutama dalam pengiriman laporan / proposal maupun hasil kerja berupa perangkat lunak / disain dalam media elektronik. Di samping itu, beberapa pusat aktifitas jaringan komputer Paguyuban sedang menyiapkan pusat data yang cukup besar yang bisa diakses melalui jaringan komputer, seperti:
m IPTEK-NET - fasilitas data base penelitian di Indonesia.
m PDII LIPI - fasilitas data base.
m PAU Mikroelektronika ITB - CD-ROM dan harddisk 1.2Gbyte.
m PUSILKOM-UI - CD-ROM.
• Diskusi / konferensi elektronik, merupakan media konferensi yang dapat dilakukan secara terus-menerus tanpa terikat pada dimensi ruang dan waktu sehingga sangat effektif untuk penggunaan sebagai media transfer teknologi, pendidikan jarak jauh, koordinasi antar lembaga, koordinasi pengembangan wilayah yang melibatkan banyak orang sekaligus yang tersebar dalam wilayah yang sangat luas. Saat ini ada beberapa diskusi elektronik yang cukup aktif dijalankan di jaringan komputer Paguyuban, antara lain:
m id.pau.mikro merupakan kelompok diskusi para karyasiswa Indonesia di luar negeri yang mengkhususkan diri pada masalah mikroelektronika & komputer.
m id.net.sysop kelompok diskusi elektronik aktifis jaringan komputer Paguyuban tentang masalah teknologi jaringan komputer maupun koordinasi operasinal jaringan.
m id.itb kelompok diskusi elektronik masyarakat ITB, baik alumni maupun masyarakat kampus ITB.
m id.net.tcp kelompok diskusi elektronik di InterNet yang berpusat di tcp-group@ucsd.edu - dalam kelompok diskusi ini kita banyak belajar tentang perkembangan teknologi jaringan komputer khususnya yang berorientasi menggunakan teknologi packet radio.
• Fasilitas untuk remote login, memungkinkan untuk menggunakan mesin-mesin komputer yang berada pada lokasi yang jauh. Hal ini akan sangat menguntungkan jika diperlukan akses ke komputer-komputer yang mempunyai spesifikasi khusus yang sangat jarang di Indonesia. Sebagai gambaran, misalnya BPPT / IPTN mempunyai super komputer Cray maka para peneliti / pengguna Cray di luar jawa tidak perlu menghabiskan biaya perjalanan ke Jakarta atau Bandung hanya untuk menggunakan mesin Cray tsb. Hal ini akan sangat menghemat waktu maupun biaya.
• Basis data yang terdistribusi, merupakan program aplikasi yang memungkinkan untuk mengkoordinasikan basis data yang tersebar diberbagai instansi / komputer sehingga mudah sekali bagi pengguna jaringan dalam mencari informasi / data. Keseluruhan proses dijalankan secara otomatis dan transparan bagi pengguna jaringan, sehingga sangat memudahkan operasi basis data terdistribusi tsb. Fasilitas ini sedang diaktifkan menggunakan program Gopher & Hyper Text Transport Protocol (HTTP), yang antara lain di operasikan di IPTEK-NET (BPPT), lingkungan ITB, lingkungan PDII-LIPI.
Berdasarkan "tool" yang dijelaskan diatas, dapat diturunkan beberapa aplikasi jaringan komputer Paguyuban yang saat ini sedang berjalan secara aktif, antara lain:
WELCOME TO
ITB CNRG COMPUTER NETWORK
A Glimpse on ITB
The main ITB campus is located on a 28 acre land at Jalan Ganesha 10, Bandung 40132. A 4.2 acre sport activity center at Lebak Siliwangi next to the main ITB campus is available for ITB. ITB is supported by a total of 1,073 educational staffs with 7% Full Proffesors, 58% Associate and 35% Assistant. About 30% holding Ph.D degree, 20% Master degree and 50% holding bachelor degree.
ITB Networking Capacity
ITB‑Net is a the largest self‑supporting network ever implemented within one institution / university in Indonesia. Most of the funding is obtained from individual and departmental funding within ITB. The total user of ITB‑Net is reaching 1,700 users. Mostly connected via slow 1200bps radio network. However, a significant effort to integrate the campus network via 10Mbps thick ethernet network is currently performed by the Electrical Engineering Department at ITB.
ITB‑Net services include:
• E‑mail servers (very typical).
• WWW Servers
• Gopher Servers
• FTP Servers
Main networking activities in Campus are supported by The Computer Network Research Group at Inter University Center on Microelectronics and the Department of Electrical Engineering.
Research Activities
Research funding at ITB is in the order of 9.7 Billion rupiah for 180 research topics. Source of funding 14% from government, 30% private companies and 56% government owned companies. Research topics composition 23% in telecommunication, 18% in oil, 18% in natural resources, 8% in geology and mining, 8% in transportation, 8% in aeronautics and space, 5% in recycling.
Contoh Home-Page HTTP server yang dijalankan di jaringan komputer ITB.
• Adanya kecenderungan penggunaan jaringan komputer khususnya yang melibatkan berbagai instansi / lembaga dalam wilayah yang sangat luas terutama memudahkan interaksi secara personal dan tidak dibebani oleh birokrasi yang sering kita dapati diberbagai lembaga / instansi yang ada.
• Adanya usaha yang sistematis sedang berjalan dengan pesat untuk melakukan transfer teknologi yang di bantu oleh rekan-rekan karyasiswa Indonesia yang sedang belajar di luar negeri melalui jaringan komputer InterNet.
• Usaha yang sistematis dalam membentuk industri kecil / menengah untuk menunjang penyediaan peralatan maupun SDM bagi pengembangan lebih lanjut jaringan komputer Paguyuban. Hal ini sangat penting & strategis terutama untuk melepaskan ketergantungan Paguyuban Network pada perangkat dari luar negeri.
WELCOME TO
THE INTER UNIVERSITY CENTER ON MICROELECTRONICS
IUC Microelectronics
Institute of Technology Bandung
Bandung 40132, Indonesia
Tel: 62‑22 250‑6280
FAX: 62‑22 250‑6280, 250‑5442
InterNet: iuc‑me@itbgtw.itb.ac.id
Establish in 1986, the Inter University Center on Microelectronics (IUC‑ME) has become one of the leading center on Microelectronics in Indonesia. IUC‑ME is the center for academic activities, including, training, research, development & education, on microelectronics intended for university lecturers, researchers and technical persons from the Indonesian industries. Our major objective is to produce human resources to back‑up Indonesia's Microelectronics industries including to elevate the educational level in the undergraduate (S1) and graduate (S2 and S3) programs in electrical engineering, especially, in electronics / microelectronics and its related fields.
The center is gradually equipped with the required personnel, laboratory equipments and other supporting facilities. Furnished with fully equipped two class 10.000 clean room for IC processing as well as access to 1.2 micron gate array technology, the Microelectronics education program is performed at the IUC‑Microelectronics. Researchers and students can access at least 15 Unix workstations and numerous PC connected to the local network with 24 hour InterNet access. Various software both commercial as well as educational software for microelectronics are utilized to expose the students to various aspects of Microelectronics.
With the support from 27 full time staff members, of which 12 staffs have a Ph.D degree in various Microelectronics areas and 4 others is completing their Ph.D degree, the research and academic activities are conducted at the IUC‑Microelectronics.
The IUC is also intended to support the development of the electronics industries and other related industries in Indonesia. In 1994, the research expenditure is in the order of US$ 400.000 / year in various Microelectronics and Information Technology areas. With most of the research grants are coming from the advanced and highly competitive research programs sponsored by Indonesian National Research Council. These research activities have been conducted in conjunction with our Microelectronics graduate program with a student body of 35 students mainly at Master level with a rate of 15 students / year. Some of the reseach results have been published in various journals and conferences as well as in the form of teaching materials.
Bentuk tampilan dari home page IUC Microelectronics ITB
Usaha-usaha di atas saat ini telah menampakan hasilnya dengan berkembangnya jaringan komputer di Indonesia.
LEBIH LANJUT TENTANG APLIKASI DATABASE
Pada kesempatan ini akan dicoba di jelaskan bentuk tampilan maupun cara membuat dari database dalam jaringan komputer menggunakan Hyper Text untuk membangun sebuah database yang saling berhubungan satu dengan lainnya.
Bentuk keluaran dari database tersebut sudah sangat user-friendly, tampak pada lampiran teks di atas adalah home page ITB yang di akses melalui HTTP server di www.ee.itb.ac.id. Tampak pada lampiran text tersebut ada beberapa kumpulan kata-kata yang menggunakan huruf italic. Hal ini menandakan bahwa ada informasi tambahan yang dapat diperoleh dengan cara memindahkan kursor ke huruf italic yang ada untuk kemudian meng-"click" huruf italic tersebut.
Misalkan kita memilih untuk melihat lebih lanjut informasi tentang Inter University Center on Microelectronics maka akan dikirimkan informasi lebih lanjut yang berisi seperti pada teks selanjutnya. Terlihat bahwa bentuk database yang dibangun sebetulnya sederhana dan bertingkat, bahkan lebih menyerupai sebuah bacaan dimana si pemakai jaringan dapat bermain-main dengan informasi yang ada. Akhirnya timbul istilah-istilah seperti information navigation dimana si pemakai perlu melakukan navigasi informasi dalam jaringan World Wide Web.
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>
WELCOME TO
THE INTER UNIVERSITY CENTER ON MICROELECTRONICS
</TITLE>
</HEAD>
<BODY>
<P>
Establish in 1986, the Inter University Center on Microelectronics (IUC‑ME) has become one of the leading center on Microelectronics in Indonesia. IUC‑ME is the center for academic activities, including, training, research, development & education, on microelectronics intended for university lecturers, researchers and technical persons from the Indonesian industries. <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_obj.html"> Our major objective</A> is to produce human resources to back‑up Indonesia's Microelectronics industries including to elevate the educational level in the undergraduate (S1) and graduate (S2 and S3) programs in electrical engineering, especially, in electronics / microelectronics and its related fields.<P>
<P>
The center is gradually equipped with the required personnel, laboratory equipments and other supporting <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_equip.html"> facilities. </A> Furnished with fully equipped two class 10.000 clean room for IC processing as well as access to 1.2 micron gate array technology, the Microelectronics education program is performed at the IUC‑Microelectronics. Researchers and students can access at least 15 Unix workstations and numerous PC connected to the local network with 24 hour InterNet access. Various software both commercial as well as educational software for microelectronics are utilized to expose the students to various aspects of Microelectronics.<P>
<P>
With the support from 27 full time <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_staff.html"> staff members </A>, of which 12 staffs have a Ph.D degree in various Microelectronics areas and 4 others is completing their Ph.D degree, the <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_res.html"> research</A> and <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_ac.html"> academic activities</A> are conducted at the IUC‑Microelectronics.<P>
<P>
The IUC is also intended to support the development of the electronics industries and other related industries in Indonesia. In 1994, the research expenditure is in the order of US$ 400.000 / year in various Microelectronics and Information Technology areas. With most of the research grants are coming from the advanced and highly competitive research programs sponsored by Indonesian National Research Council. These <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_res.html"> research activities</A> have been conducted in conjunction with our Microelectronics graduate program with a student body of 35 students mainly at Master level with a rate of 15 students / year. Some of the <A HREF="http://www.ee.itb.ac.id/me_paper.html"> reseach results have been published</A> in various journals and conferences as well as in the form of teaching materials.
</BODY>
</HTML>
Input file HTMP untuk home page IUC ME ITB
Terlihat bahwa informasi yang diletakan dalam setiap halaman mungkin mengacu pada informasi lainnya yang menjelaskan lebih rinci tentang berbagai subjek yang ada dalam halaman sebelumnya. Jadi bentuk tampilan umumnya berbentuk tree (pohon). Ujung bawah dari pohon infomasi tersebut biasanya di sebut sebagai home page dimana umumnya merupakan informasi yang bersifat umum dan merupakan index utama dari seluruh informasi yang ada. Hal ini belum terlihat dengan jelas pada home page ITB akan tetapi hal ini sudah tampak cukup jelas pada home page IUC Microelectronics ITB yang mencakup sebagian besar profil / informasi yang ada di IUC Microelectronics ITB karena kebetulan penulis sendiri yang membuat untuk www.ee.itb.ac.id. Dari home page IUC Microelectronics ITB kita bisa melakukan navigasi untuk melihat lebih lanjut tentang berbagai hal seperti:
• profil staff / peneliti IUC Microelectronics ITB.
• penelitian yang dilakukan di IUC Microelectronics ITB.
• Berbagai aktifitas akademik di IUC Microelectronics ITB.
• paper yang dipublikasi oleh para peneliti di IUC Microelectronics ITB.
• Objectif dan misi yang di emban oleh IUC Microelectronics ITB.
Selanjutnya kita dapat melihat informasi yang lebih detail lagi mengenai berbagai hal yang di jelaskan di atas tentang IUC Microelectronics ITB. Seluruh proses berjalan dengan mudah dan cepat karena kita bekerja di bantu dengan mouse dalam lingkungan window.
Setiap kali kita memilih untuk mencari informasi yang lebih detail sebetulnya dalam lingkungan Hyper Text kita akan mengambil file Hyper Text yang lainnya, file-file tersebut belum tentu tersimpan dalam satu komputer yang sama - bukan mustahil file-file tersebut disimpan dalam komputer di belahan dunia lainnya, seperti di Amerika, di Eropa, di Jepang. Seluruh proses betul-betul transparan bagi para pemakai jaringan komputer, artinya pemakai tidak perlu mengetahui di mana informasi sebetulnya di simpan - akan tetapi dapat berjalan-jalan dari database yang satu ke database yang lain (yang mungkin terpisah jarak ribuan kilometer) dengan mudahnya.
Karena kita harus mengantisipasi proses globalisasi informasi di atas, barangkali para pembaca memperhatikan bahwa seluruh informasi yang kami buat dalam server World Wide Web (WWW) di www.ee.itb.ac.id seluruhnya dalam bahasa Inggris. Secara tidak langsung, sebetulnya kami melakukan proses marketing dari hasil-hasil penelitian di IUC Microelectronics ITB maupun menjelaskan pada para pemakai jaringan tentang profil staff maupun aktifitas yang ada di IUC Microelectronics ITB ke dunia international. Terus terang hal ini merupakan tantangan paling besar yang dihadapi oleh IUC Microelectronics ITB karena sukar sekali bagi dunia Microelectronics di Indonesia untuk hidup kecuali memasuki dunia internasional dan bekerjasama dengan berbagai lembaga internasional.
Selanjutnya mari kita bahas secara singkat cara membuat file-file informasi untuk server-server World Wide Web (WWW) tersebut. Input file yang digunakan sebetulnya adalah file-file teks ASCII biasa. Untuk memperoleh kemampuan maksimum dari WWW server ada baiknya kita menggunakan bahasa Hyper Text Markup Language (HTML). Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat input file untuk home page IUC Microelectronics ITB yang kami tayangkan di atas. Secara umum sebuah input file HTML harus menggunakan format:
<HTML>
<HEAD>
<TITLE>
........ judul dari file .......
<\TITLE>
<\HEAD>
<BODY>
.......... disini isi dari file HTML .....
<\BODY>
<\HTML>
Kata-kata <HTML> di tujukan untuk mengaktifkan program bahwa bahasa yang digunakan adalah Hyper Text Markup Language (HTML). Untuk melakukan referensi ke informasi lainnya menggunakan perintah:
<A HREF="..... lokasi informasi ...." informasi lain <A>
Dimana kata-kata informasi lain akan tampil dalam huruf italic yang nantinya siap menerima "clik" mouse si pemakai jaringan. Jika pemakai jaringan memilih untuk meng-"click" huruf italic tersebut, maka program akan berusaha untuk mengambil file yang ditunjukan oleh "...lokasi_informasi..." tersebut. Bentuk lokasi informasi dapat berupa referensi sebagai berikut:
http:\\www.ee.itb.ac.id\me_ac.html
yang menunjukan bahwa:
• Protokol yang digunakan adalah HTTP (Hyper Text Transfer Protocol)
• Mesin yang perlu dihubungi adalah www.ee.itb.ac.id
• File yang perlu di ambil adalah me_ac.html
File me_ac.html berbentuk ASCII yang dapat di edit menggunakan editor komputer biasa.
Tentunya protocol yang digunakan bisa saja bukan HTTP, misalnya jika kita melakukan referensi kepada kemampuan untuk melakukan transfer file, kita dapat menggunakan protocol FTP (File Transfer Protocol) untuk memungkinkan pengguna melakukan transfer file, misalnya, file-file hasil-hasil penelitian.
Kemampuan dari HTML cukup luas, selain dari apa yang diterangkan secara sepintas di atas kemampuan lain yang barangkali akan menarik bagi banyak pemakai jaringan adalah kemampun untuk melakukan transfer dan menampilkan gambar dan suara di samping tampilan teks biasa, hal ini memungkinkan sebuah HTTP server menjadi multi media database. File-file gambar yang di transmisikan dapat menggunakan format GIF atau TIFF yang merupakan format umum digunakan komputer. Bahkan peralatan scanner yang umum ada di pasaran saat ini cukup mudah untuk memproduksi gambar / file dalam format GIF dan TIFF sehingga cukup mudah bagi kita untuk membangun sebuah HTTP server multi media.
Memang harus kita akui bahwa dengan adanya fasilitas yang demikian canggih akan memudahkan para pemakai jaringan untuk melakuka navigasi informasi, akan tetapi seseorang harus duduk di hadapan komputer dan mengisikan informasi yang tersebut di dalam HTTP server. Spesifikasi orang yang mampu mengisi HTTP server sebetulnya tidak banyak, tetapi cukup:
• Mampu berbahasa inggris dengan baik.
• Mempunyai wawasan yang cukup tentang informasi yang akan di isikan ke HTTP server.
• Mampu untuk berfikir kreatif dan memilah-milah informasi berdasarkan stratanya.
• Mau duduk berjam-jam di depan komputer dan menuliskan informasi yang dibutuhkan.
Kami sangat berharap para pustakawan dapat melakukan hal-hal ini di sela-sela waktu kerjanya di perpustakaan. Jika fasilitas yang ada di perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia belum memungkinkan untuk membangun HTTP server, kami (CNRG ITB) bersedia mengorbankan sebagian tempat yang ada di HTTP server yang kami bangun untuk tempat penyimpanan sementara informasi yang telah dibuat oleh para pustakawan di Indonesia. Hanya dengan cara ini, kita dapat mempublikasikan hasil-hasil / kemampuan yang ada di Indonesia ke dunia internasional.
CONTOH KONSEP PENGGUNAAN JARINGAN KOMPUTER DALAM PEMBANGUNAN
Konsep yang kami pikirkan untuk membangun sistem perekonomian berbasis jaringan komputer adalah dengan menggunakan informasi semaksimal mungkin untuk membangun masyarakat atas inisiatif masyarakat itu sendiri yang bertumpu pada pranata ekonomi yang ada. Pendekatan ini diharapkan agar dapat menjamin kesinambungan perkembangan sistem maupun perekonomian tersebut. Konsep ini bertumpu pada pengembangan wilayah yang bertumpu pada masyarakat itu sendiri. Secara konseptual sistem informasi berbasis jaringan komputer khususnya yang berkaitan dengan pengembangan wilayah / masyarakat dapat kita pandang dari dua arah / pendekatan, yaitu:
• Pendekatan struktural.
• Pendekatan fungsional.
Gambar 14. Konsep sistem informasi berbasis jaringan komputer.
Secara struktur kita dapat melihat sebuah sistem informasi berbasis jaringan komputer secara berlapis. Lapisan konseptual lapisan sistem informasi berbasis jaringan komputer dapat dilihat pada gambar. Secara umum dapat kita bagi dalam empat lapisan utama, yaitu:
• Lapisan fisik berupa peralatan komputer yang terkait dalam sebuah jaringan komputer.
• Lapisan perangkat lunak aplikasi penunjang, dapat berupa dBase, spread sheet dll.
• Lapisan aplikasi sistem informasi, seperti Geographics Information System (GIS), Management Information System (MIS).
• Lapisan konseptual berupa Sistem Informasi Eksekutif (SIE) dan/atau Expert System (ES) untuk mempercepat proses pengambilan keputusan & kebijaksanaan.
Umumnya pengambil kebijaksanaan atau praktisi lapangan di Indonesia sudah cukup mahir untuk menguasai teknik-teknik pada dua lapisan teratas dalam konsep sistem informasi yang mengkaitkan wilayah luas. Akan tetapi masih perlu banyak pemikiran / usaha untuk mengintegrasikan kedua lapisan aplikasi dan konseptual diatas dengan lapisan fisik jaringan komputer yang memungkinkan efisiensi pengembangan sistem informasi yang meliputi wilayah luas tanpa perlu terikat secara fisik pada dimensi ruang dan waktu. Bayangkan bahwa seorang perencana pembangunan, investor, bankir di Indonesia cukup dengan menekan sebuah tombol komputer dapat langsung mengetahui kondisi perekonomian dalam wilayah yang luas yang selalu ter-audit dan di up-date setiap hari. Tentunya hal yang dibayangkan tadi masih jauh dari kenyataan, akan tetapi beberapa usaha sistematis untuk melakukan integrasi sistem informasi, seperti, GIS dan MIS, dengan jaringan komputer sedang dilakukan dengan kerjasama multi-disiplin, antara lain oleh, PPLH-ITB, PAU Mikroelektronika ITB.
Gambar 15. Strata informasi dalam kaitan pengambilan keputusan / operasional.
Strata informasi perlu diperhatikan secara seksama dalam implementasi konsep ini. Ada informasi-informasi tingkat lokal yang sifatnya operasional / tactical yang tidak terlalu berpengaruh pada kebijaksanaan tingkat regional maupun nasional. Jadi topologi fisik jaringan perlu dipikirkan untuk disesuaikan dengan strata informasi yang dibutuhkan. Pada umumnya, kepadatan arus informasi akan cukup padat pada strata lokal, pada tingkat yang lebih tinggi arus informasi relatif lebih rendah dibandingkan tingkat yang dibawahnya karena adanya proses filtering terhadap informasi tingkat lokal sehingga hanya informasi-informasi yang sangat berpengaruh terhadap kebijaksanaan tingkat regional / nasional yang perlu ditransmisikan pada jaringan tulang punggung tingkat regional / nasional. Strata informasi ini dapat dilihat sebagai sebuah segitiga informasi pada gambar. Untuk lebih membumikan konsep di atas, ada baiknya dibahas secara lebih rinci contoh aplikasi lapangan yang sedang berjalan saat ini.
Aplikasi jaringan komputer yang akan diketengahkan pada kesempatan ini adalah konsep penggunaan jaringan komputer untuk mengkaitkan sistem koperasi untuk menumpu sistem perekonomian. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengangkat tujuan / fungsi sebuah sistem informasi untuk mencapai pemerataan pendapatan dalam sebuah masyarakat [1]. Kondisi ini mungkin dicapai dengan menyempitkan berbagai jurang sosial-ekonomi yang ada, seperti yang tampak dengan jelas saat ini adanya perbedaan tingkat sosial, ekonomi maupun pendidikan antar wilayah di Indonesia. Sayangnya, acuan keberhasilan pembangunan yang umum dipakai, seperti GNP, sifatnya sangat global yang akhirnya cenderung untuk mengadopsi berbagai kebijaksanaan yang bersifat memaksimalkan hasil produksi dan pemasaran secara nasional. Hal tsb. diatas secara tidak langsung menyembunyikan berbagai permasalahan sosial-ekonomi pada tingkat keluarga, wilayah maupun sektor informal. Pada kesempatan ini kami mencoba membahas sebuah pemikiran untuk mengaplikasikan jaringan komputer / sistem informasi untuk pembangunan masyarakat pedesaan [1]. Konsep ini diharapkan tidak hanya mengacu para referensi-referensi global seperti GNP tetapi juga pada refensi-referensi lokal pada tingkat keluarga yang dibantu dengan adanya informasi yang direkam oleh keberadaan jaringan komputer. Tentunya pemikiran ini tidak hanya terbatas pada pengembangan pedesaan tapi dapat ditranslasikan pada penggunaan lainnya seperti pembangunan industri kecil / menengah maupun SDM pada tingkat D1-D3. Konsep ini pengembangan wilayah pedesaan berbasis sistem informasi yang ditumpangkan pada jaringan pra-koreasi simpan-pinjam sedang dalam proses implementasi di daerah Jasinga, Jawa Barat dengan dimotori oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB.
Bagaimana kemungkinan implementasi konsep diatas? Dua hal yang cukup menentukan dalam implementasi konsep diatas, yaitu:
• pembiayaan proses yang berjalan
• pemilihan teknologi informasi yang tepat
Institusi ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam mempunyai potensi yang cukup besar dalam mengatasi berbagai permasalahan ekonomi regional yang ada. Agar sistem (jaringan informasi untuk pengembangan wilayah pedesaan) tidak tergantung dari atas, pembiayaan sistem yang disarankan dapat langsung diperoleh dari assosiasi pra-koperasi itu sendiri dengan memakai "bunga" pinjaman sebagai modal. Tentunya dibutuhkan jumlah anggota minimal dalam pra-koperasi ini (misalnya 25 kepala keluarga) agar dapat tetap hidup tanpa perlu bantuan dari luar. Sebuah assosiasi pra-koperasi dengan anggota 20-30 pra-koperasi cukup mudah menyediakan dana sebesar 4-6 juta rupiah per-tahun untuk membiayai sistem informasi antar pra-koperasi.
Pemilihan teknologi informasi sangat tergantung pada kondisi masyarakat yang ada. Kondisi pedesaan yang ada tampaknya tidak memungkinkan untuk menggunakan komputer mikro (laptop) di tingkat pra-koperasi. Akan tetapi cukup mudah bagi kita untuk mendidik lulusan sekolah menengah di pedesaan untuk mengoperasikan sebuah komputer laptop. Sebuah komputer laptop dapat diperoleh dengan dana sebesar 1.5-2 juta rupiah, sisa dana dapat digunakan untuk biaya operasi bagi operator tamatan sekolah menengah ini untuk berkeliling ke pra-koperasi serta mengumpulkan data setiap bulan. Dalam assosiasi pra-koperasi tingkat kecamatan atau kabupaten jaringan informasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang relatif lebih canggih seperti menggunakan teknologi jaringan komputer menggunakan radio (paket radio) [2][3].
Bayangkan apa yang mungkin kita peroleh dengan mengkaitkan dengan informasi yang ada pada proses simpan pinjam pada institusi ekonomi tingkat pedesaan seperti pra-koperasi simpan pinjam, misalnya:
• Informasi yang ada dapat berupa penghasilan yang diperoleh (misalnya dari hasil bumi), keadaan sumber penghasilan anggota pra-koperasi dll. Dengan menggabungkan informasi yang ada dari berbagai pra-koperasi di suatu wilayah, keadaan wilayah dapat ditela'ah. Informasi ini akan sangat berguna bagi pengambilan keputusan-keputusan untuk mengembangkan wilayah yang dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi maupun untuk menarik investasi dari luar ke dalam suatu wilayah (dalam hal ini wilayah pedesaan).
• Pola penggunaan sumber daya lokal. Pola ini dapat digunakan untuk melakukan prediksi sederhana, misalnya, menggunakan teknik-teknik regresi yang dikaitkan dengan pemrograman linier. Bertumpu pada data pra-koperasi yang terintegrasi dan teraudit dengan baik, prediksi dapat dilakukan untuk banyak hal, seperti:
m Estimasi tingkat bunga yang cukup aman untuk melakukan investasi yang menguntungkan semua pihak.
m Pola perilaku masyarakat dalam menggunakan sumber daya lokal maupunm dalam melakukan operasi ekonomi.
m Alokasi dana pada tingkat keluarga dan wilayah. Konsep pengembangan wilayah yang kami pikirkan bertumpu pada pengkaitan informasi dalam sistem pra-koperasi simpan-pinjam. Informasi khususnya tentang peri-kehidupan ekonomi anggota koperasi dapat secara tidak langsung dicerminkan dari kegiatan simpan pinjam yang dilakukan.
m Study pola investasi yang terbaik yang mungkin dilakukan pada suatu wilayah yang disesuaikan dengan kemampuan masyarakat maupun sumber daya yang ada pada wilayah tersebut.
• Di tinjau dari sumber pinjaman. Bank melalui jaringan komputer dapat melayani jaringan assosiasi pra-koperasi tingkat pertama, dengan performance collateral yang didasarkan atas informasi dari komputer laptop yang di-audit. Jika diperlukan, audit ditingkat pra-koperasi dapat juga dilakukan secara acak tetapi periodik. Pinjaman diberikan pada asosiasi, yang kemudian menyalurkannya pada anggota atas dasar tanggungan sambung-renteng.
• Tapi sumber pinjaman tidak hanya bank, melainkan dari interlending di tingkat asosiasi pertama dan kedua, jika ada mungkin asosiasi tingkat ke tiga dst. Bank juga akan memberikan pinjaman pada tingkat-2 yang bersangkutan menurut besarnya asosiasi. Hal ini dapat merupakan investasi yang bertingkat, semakin tinggi asosiasinya, semakin besar dana yang dapat dipinjam. Jadi sesuai dengan konsep PIR yang terbalik, seluruh proses dikendalikan dari bawah (bottom-up approach). Implikasi konsep ini adalah untuk mengadakan integrasi ekonomi lokal pada ekonomi regional, pemerataan, dsb.
• Arus informasi juga dapat berbalik, dibawa oleh komputer laptop dari atas ke bawah, misalnya:
m Informasi pasaran komoditi yang tentunya sangat menguntungkan bagi masyarakat pedesaan yang memungkinkan mereka untuk mengakses langsung pasar komoditi dan dapat memilih sendiri harga yang paling menguntungkan bagi masyarakat itu sendiri.
m Peraturan-peraturan yang ada, bahkan mungkin dilakukan interaksi antara pihak pembuat peraturan dengan masyarakat itu sendiri agar diperoleh keuntungan sebesar-besarnya bagi masyarakat tersebut.
m Berbagai teknologi tepat-guna yang akan sangat berguna bagi proses pembangunan fisik di pedesaan. Yang penting untuk dipahami adalah kemungkinan untuk melakukan interaksi secara aktif dengan para ahli di luar daerah pedesaan yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan proses implementasi teknologi tepat guna tersebut.
m Dakwah
m Informasi mengenai masalah organisasi dan manajemen.
Tentunya masih banyak lagi informasi yang mungkin mengalir dari atas. Yang penting disini adalah pengembangan fungsi yang sangat strategis: Technical & Management Service Organization, dimana operator laptop merupakan perantara anggota pra-koperasi dengan para ahli dan dunia luar. Operator laptop ini yang mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan, dimasukan dalam komputer laptop dan jawaban dari tenaga ahli diluar disampaikan tertulis melalui komputer laptop. Ditambah dengan program radio dan koran masuk desa, bukan mustahil akan terjadi revolusi informasi di pedesaan.
• Sistem jaringan informasi pra-koperasi ini dapat pula dihubungkan dengan pembangunan wilayah yang didasarkan atas mobilisasi sumberdaya lokal, yang dipertemukan dengan sumberdaya luar yang terkendalikan dari bawah. Atau setidaknya, yang dari bawah terorganisasikan untuk mengadakan collective bargaining, ditunjang oleh informasi yang meyakinkan dengan kekuatan moneter yang ter-audit dengan baik. Secara keseluruhan sistem yang dikembangkan dapat melakukan interfacing dengan sistem pembangunan / perencanaan pembangunan nasional dengan kontrol yang lebih ketat dari bawah maupun atas sehingga dapat diharapkan hasil yang diperoleh akan lebih memuaskan banyak pihak khususnya masyarakat pedesaan.
Gambar 16. Konsep pengembangan wilayah berbasis sistem informasi
• Selanjutnya, mari kita telaah sistem yang dikembangkan sebagai sistem kebijaksanaan yang sifatnya nasional. Sistem yang kami pikirkan berbeda dengan sistem koperasi konvensional yang kita kenal, dimana informasi yang ada umumnya terbelenggu pada tingkat pra-koperasi / koperasi dan relatif tertutup bagi sistem diatasnya. Dapat dibayangkan, dalam sistem ini kita mendapatkan GIS (Geographic Information System) secara gratis sebagai hasil sampingan. Caranya dengan memasukkan setiap bulan tambahan satu atau dua variabel ke dalam komputer, pada saat melayani anggota pra-koperasi. Integrasi GIS dengan jaringan komputer radio memungkinkan untuk memperoleh data informasi yang akurat dalam waktu singkat yang memudahkan proses perencanaan pembangunan. Hal ini dimungkinkan karena adanya partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan self-survey GIS.
Dengan adanya aktifitas penelitian di PPLH-ITB dalam melakukan mapping menggunakan teknologi small format areal photopgraphy yang relatif murah dapat kita bayangkan bahwa GIS yang dikembangkan mungkin dapat juga meliputi Land Information System (LIS) yang sifatnya strategis. Masalah transmisi data berjumlah besar yang dibutuhkan dalam GIS dan LIS sebetulnya tidak menjadi masalah yang cukup menghambat apalagi dengan dikembangkannya sistem packet radio kecepatan tinggi yang akan diketengahkan di akhir tulisan ini.
Gambaran konseptual dari pemikiran ini diperlihatkan pada Gambar. Konsep pengembangan wilayah berbasis sistem informasi atas inisiatif masyarakat itu sendiri saat ini sedang dalam tahap implementasi oleh kelompok yang dipimpin oleh Prof. Hasan Poerbo, PPLH-ITB di daerah Jasinga (Antara Bogor dan Banten). Sifat penelitian adalah Partisipatory Action Research yang didukung oleh Canadian International Development Agency (CIDA) dan World Bank.
Tentunya untuk merealisasikan konsep ini perlu dijustifikasi dengan usaha-usaha sistematis dalam melakukan dukungan teknis peralatan yang digunakan. Usaha untuk membangun industri penunjang maupun penguasaan teknologi yang diperlukan akan dijelaskan secara lebih rinci pada bagian selanjutnya.
RANGKUMAN
Dalam makalah ini kami telah membicarakan beberapa hal yang secara nyata dapat digunakan dalam mengembangkan perpustakaan yang ada. Beberapa hal strategis yang dibahas dalam makalah ini, antara lain meliputi:
• Kondisi jaringan komputer yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia dan mengkaitkan berbagai universitas dan lembaga penelitian yang ada.
• Arsitektur jaringan komputer TCP/IP yang digunakan. Arsitektur ini di sarankan sebagai patokan utama dalam mengembangkan jaringan komputer karena akan memungkinkan pengembangan jaringan secara fleksible.
• Teknologi jaringan komputer yang ada dan dapat dengan mudah diperoleh di Indonesia.
• Beberapa usaha yang secara sistematis dilakukan untuk membuat sendiri teknologi jaringan komputer yang dibutuhkan. Hal ini akan memungkinkan pengembangan jaringan secara mandiri tanpa perlu bergantung terlalu besar pada pihak di luar.
• Contoh konsep penggunaan jaringan komputer untuk pembangunan masyarakat pedesaan.
PUSTAKA
[1] Onno W. Purbo, "An alternative approach to built low cost TCP/IP-based Wide Area Network in Indonesia," the South East Asia Regional Computer Confederation (SEARCC) '92 regional conference, Kuala Lumpur, 14 August 1992.
[2] Onno W. Purbo, "The building of information infra-structure to sustain the current growth in Indonesia," The Canadian Association for the Studies of International Development (CASID) conference, Carleton University, Ottawa, 7-9 June 1993.
[3] O.W. Purbo, "Development of Low Cost Wide Area Network in Indonesia," Journal of Scientific Indonesia, Vol. 1, No 1, October 1991.
[4] Phil Karn, KA9Q, "TCP/IP: A proposal for amateur packet radio levels 3 and 4," Proceedings 4th ARRL Computer Networking Conference, hal. 4.62‑4.68, 1985.
[5] Phil Karn, KA9Q, "Amateur TCP/IP: an update," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 115‑121, 1988.
[6] Terry L. Fox, WB4JFI, "AX.25 amateur packet‑radio link‑layer protocol : version 2.0 October 1984," American Radio Relay League, 1984.
[7] T. Fox, WB4JFI, "Proposed AX.25 level 2 version 2.0 changes," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 58‑64, October 1988.
[8] E.L. Scace, K3NA, "Overview of ARRL digital committee proposals for enhancing the AX.25 protocols into revision 2.1," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 150‑152, October 1988.
[9] T. Fox, WB4JFI, "AX.25 network sublayer protocol recommendation," Proceedings 3rd ARRL Computer Networking Conference, hal. 3.23‑3.29, 1984.
[10] CCITT Recommendation X.25, Interface between Data Terminal Equipment (DTE) and Data-Circuit Terminating Equipment (DCE) for Terminals Operating in the Packet Mode on Public Data Networks.
[11] W. Stallings, Handbook of computer communications standards: local network standards, vol. 2, MacMillan Book, 1987.
[12] J. Postel, "RFC 791: Internet Protocol (IP)," InterNet Network Working Group, September 1981.
[13] J. Postel, "RFC 792: Internet Control Message Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[14] D.C. Plummer, "RFC 826: An Ethernet Address Resolution Protocol," InterNet Network Working Group, November 1982.
[15] R. Braden, "RFC 1122: Requirements for InterNet Hosts - Communication Layers," InterNet Network Working Group, October 1989.
[16] R. Barden, "RFC 1123: Requirements for InterNet Hosts - Application and Support," InterNet Network Working Group, October 1989.
[17] J. Postel, "RFC 793: Transmission Control Protocol," InterNet Network Working Group, September 1981.
[18] J. Postel, "RFC 768: User Datagram Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1980.
[19] J. Reynolds dan J. Postel, "RFC 1010: Assigned Numbers," InterNet Network Working Group, May 1987.
[20] J. Postel, "RFC 821: Simple Mail Transfer Protocol," InterNet Network Working Group, Agustus 1982.
[21] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 854: Telnet Protocol Specification," InterNet Network Working Group, May 1983.
[22] J. Postel dan J. Reynolds, "RFC 959: File Transfer Protocol (FTP)," InterNet Network Working Group, October 1985.
[23] M.T. Horne, KA7AXD, "Finger ‑ a user information lookup service," Proceedings 7th ARRL Computer Networking Conference, hal. 83‑86, 1988.
[24] J. Case, M. Fedor, M. Schoffstall dan C. Davin, "RFC 1098: A Simple Network Management Protocol," InterNet Network Working Group, April 1989.
[25] P.R. Karn, KA9Q, H.E. Price, NK6K dan R.J. Diersing, N5AHD, "Packet radio in the amateur service," IEEE Journal on Selected Areas in Communications, vol. SAC‑3, hal. 431‑439, 1985.
[26] M. Chepponis, K3MC dan B. Mans, AA4CG, "A totally awesome high‑speed packet radio I/O interface for IBM PC/XT/AT/386 and Macintosh II computers," Proceedings ARRL 7th Computer Networking Conference, hal. 36‑40, October 1988.
[27] D.A. Heatherington, "A 56 Kilobaud RF Modem", Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 68‑75, 1988.
[28] Phil Karn, KA9Q, "WA4DSY 56 bpsk modem", TAPR Meeting, Tucson, AZ, 1988.
[29] M. Chepponis, K3MC dan P. Karn, KA9Q, " The KISS TNC: A simple host‑to‑TNC communication protocol," Proceedings 6th ARRL Computer Networking Conference, Redondo Beach, pp. 38‑43, 1988.
Onno W. Purbo, Lulusan terbaik teknik elektro ITB 1987. Gelar Master bidang semiconductor laser & fiber optik dari McMaster University, Canada 1989. Gelar Ph.D bidang Silicon Devices & Integrated Circuit dari University of Waterloo, Canada 1993. Sejak tahun 1981 aktif sebagai amatir radio dengan nama panggilan YC1DAV. Telah mempublikasi sembilan (9) buah paper dalam referred jurnal ilmiah internasional. Tidak kurang dari 19 buah paper dalam konperensi internasional. Total publikasi selama 5 tahun terakhir, tidak kurang dari 70 buah paper tingkat nasional maupun internasional. Tahun 1992, masuk dalam buku "American men and women of science". Saat ini menjabat / bertugas sebagai:
• Staf pengajar di jurusan teknik elektro ITB.
• Ketua KBK Jaringan Komputer di PAU Mikroelektronika ITB.
• Peneliti utama di Lab. IC Processing, PAU Mikroelektronika ITB.
• Prinsipal Investigator untuk pengembangan Wide Area Network melalui satelit.
• Indonesian node coordinator untuk academic community untuk pengembangan Sustainable Development Network (SDN) - United Nation Development Program (UNDP).
• Country coordinator untuk YB-NET, Amatir Packet Radio TCP/IP Network dengan IP address kelas B 44.132.
• Koordinator BANDUNG-NET (bagian Paguyuban Network) dengan IP address kelas B 167.205.
• Anggota pada beberapa satuan tugas di ITB, seperti:
m Pengembangan Microsat.
m Pengembangan ITB-NET.
m Pengembangan Perpustakaan.
• Konsultan untuk pengembangan sistem informasi di:
m Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
m Departemen Kehutanan.
m Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
• Anggota expert group untuk mengembangkan jaringan informasi untuk pendidikan tinggi di asia tenggara.
Saat ini aktif melakukan penelitian bidang teknologi IC & mikroelektronika. Di samping itu, aktif mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi packet radio khususnya untuk jaringan komputer TCP/IP.
0 Response to " "
Posting Komentar